Selasa, 16 Februari 2016

SEJARAH PROVINSI BENGKULU

      Islam masuk ke Bengkulu pada abad XV (dari Jawa). Perang Bengkulu – Aceh terjadi dua kali pada abad XVI dan XVII. Kesultanan-kesultanan di Bengkulu ketika itu: Selebar, Sungai Limau, dan Anak Sungai. Saat itu armada Aceh membuka serangan ke Selebar.

      Kapal induk Aceh menunggu di laut bersama induk pasukan, sedangkan kapal-kapal yang lebih kecil memasuki Sungai Serut. Pihak Selebar mampu menahan serangan itu karena menutup Sungai Serut dengan rintangan sehingga kapal induk Aceh tidak mampu memberi bantuan pada pasukannya yang lebih dahulu masuk. Zaman prasejarah Bengkulu sudah dihuni manusia. Para pendatang dari Asia berbaur dengan manusia purba sekitar 4000 – 2000 SM. Sebagian masuk ke pedalaman, sementara yang lain menghuni daerah pantai. Ini merupakan cikal bakal suku bangsa Neo-Malayan. Bagian suku bangsa itu antara lain : suku Rejang (Rejang Lebong dan Bengkulu Selatan), Serawai / Pasemah (Bengkulu Selatan), Kaur (Bintuhan), Lembak di Kota Bengkulu dan sekitar Kepala Curup). Bengkulu (Kota Bengkulu) dan suku Katahun (Muko-muko).

Tonggak sejarah Bengkulu

1664 – VOC mendirikan perwakilan di Bengkulu, namun enam tahun kemudian Belanda menutup sementara kantornya dan dibuka kembali tahun 1824.

       24 Juni 1685  Inggris masuk ke Bengkulu, namun mereka mendarat di Pulau Tikus ( 1 km dari kota pusat kota Bengkulu) dan disambut oleh agen niaganya. Mereka tidak masuk ke pelabuhan  Selebar (daerah Pulau Baai) karena kapal Sultan Banten dan kapal Belanda sedang bersandar di sana.

16 Agustus 1695  Perjanjian Inggris – Bengkulu ditandatangani. Isinya monopoli lada, izin membangun loji, dan mengadili penduduk yang berbuat salah. Inggris terus memperluas wilayahnya sampai ke Mukomuko.

1692  Inggris mendirikan pos di Triamang, Lais, Ketahun, Ipuh, Bantal, Seblat (1700), selanjutnya Pada tahun 1701 mereka memperluas daerah ke arah Seluma, Manna, Kaur, dan Krui. 1718 Inggris membangun benteng Marlborough, sebelumnya sudah didirikan benteng York. Rakyat Bengkulu merupakan ancaman bagi Inggris. Di Bantal, Muko-muko, pemberontakan rakyat dipimpin Sultan Mansyur dan Sultan Sulaiman. Itu sebabnya Inggris merasa perlu membangun benteng tersebut. Pemberontakan itu (1719) membuat Inggris kawatir dan akhirnya meninggalkan Bengkulu. 1724  Inggris kembali lagi. Dengan perjanjian yang lebih lunak yang di tanda tangani pada 17 April 1724.

15 Desember 1793 Captain Hamilton, pimpinan Angkatan Laut Inggris dibunuh rakyat Bengkulu. Dan pada 1807 rakyat Bengkulu kembali membunuh Residen Thomas Parr.

17 Maret 1824 Traktaat London (Perjanjian London) yang berisikan pertukaran daerah koloni antara Inggris dan Belanda. Tercantum, Bengkulu diserahkan kepada Belanda oleh Inggris dan Belanda menyerahkan Singapura kepada Inggris..23 Februari 1942 Jepang masuk kota Curup dan terus ke kota Bengkulu.



SUMBER :SITUS RESMI PROVINSI BENGKULU 

ARTI LAMBANG PROVINSI BENGKULU

       Lambang Daerah Provinsi Bengkulu berbentuk tameng. Ditengah-tengah terdapat tameng kecil yang di dalamnya berisikan setangkai padi dan setangkai kopi bersama daunnya. Sedangkan ditengah-tengahnya terdapat bunga Rafllesia, rudus, cerana dan bintang besar. Sebuah pita dengan bertuliskan : “BENGKULU”

Makna warna di dalam lambang sebagai berikut:

        Hijau melambangkan Kesuburan,Biru  melambangkan Kemakmuran,Merah melambangkan Dinamika Kegembiraan,Ungu melambangkan Ketenangan kedamaian,Kuning melambangkan Kejayaan

        Warna hijau di atas tameng mencerminkan daerah pegunungan Bukit Barisan dengan tanahnya yang subur sebagai batas tanah daerah Provinsi Bengkulu sebelah Timur, warna biru berombak dengan 18 (delapan belas) gelombang berarti laut dengan sumber kekayaan sebagai batas daerah Provinsi Bengkulu sebelah Barat.

        Dalam tameng kecil di sebelah kiri terdapat setangkai padi yang berwarna kuning. Buah padi bercelah 17 (tujuh belas) butir melambangkan tanggal 17. Disebelah kanan terdapat setangkai bunga kopi berwarna putih dan buah kopi berwarna hijau, bunga kopi berwarna putih dan buah kopi berjumlah 8 (delapan) melambangkan bulan Agustus. Tulang daun kopi bagian atas berjumlah 4 (empat) garis. Bagian bawah berjumlah 5 (lima) garis melambangkan tahun 1945, arti keseluruhannya.

        Garis gelombang 18 (delapan batas) melambangkan tanggal 18, daun kopi berjumlah 11 (sebelas) helai melambangkan bulan November. Bunga kopi setiap tangkai berjumlah 6 (enam) dan buah kopi setiap tangkai berjumlah 8 (delapan). Arti keseluruhannya adalah hari kelahiran Provinsi Bengkulu (18 November 1968).

         Buah padi dan kopi mencerminkan hasil utama di bidang pertanian dan perkebunanBunga rafflesia arnoldi sebagai suatu keistimewaan alam Provinsi BengkuluBingkai berwarna emas yang mengitari lambang melukiskan salah satu sumber mineral di daerah Provinsi BengkuluCerano melukiskan kebudayaan rakyatRudus 2 (dua) buah yang melambangkan kepahlawananBintang besar dipertemuan ujung padi dan kopi melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa